Musi Rawas,- Dzolim dan biadab! Mungkin kalimat diatas pantas disematkan kepada orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu dengan menyebarkan foto calon Bupati Musi Rawas nomor urut 1, Hj Ratna Machmud yang sedang menjalani perawatan di RSMH Palembang,hal ini diungkapkan salah seorang keluarga Ratna Machmud, Rabu (28/10) di kediamannya.
Ruang perawatan yang seharusnya menjadi ranah privasi pasien, kini menjadi konsumsi publik, lantaran adanya foto Ratna yang diambil dari layar monitor CCTV rumah sakit kemudian disebar di media sosial yang tentu tujuannya mengarah kepada kepentingan politik, jelasnya.
Bocornya foto pasien didalam ruang perawatan diduga kuat berasal dari internal RSMH Palembang karena foto yang disebar oleh akun facebook Ahmad Fadili tampak foto yang diambil dari layar monitor CCTV RS.
Hal ini tentunya menyalahi aturan rumah sakit karena tidak melindungi privasi pasien, pelakunya harus ditindak tegas termasuk akun facebook yang menyebarkannnya ke media sosial,tegasnya.
Menyikapi hal tersebut, Humas RSMH Palembang, Suhaimi saat dikonfirmasi, Rabu (28/10) mengatakan pihaknya akan memberikan sanksi sesuai ketentuan berlaku jika yang menyebarkan foto itu dari internal RSMH Palembang. Dikatakan Suhaimi, terkait beredarnya foto pasien RSMH yang tersebar di media sosial, pihaknya sangat menyesalkan hingga menjadi konsumsi publik.
“Kami segera menyelidiki mengapa itu bisa beredar. Seharusnya menjadi privasi pasein dan RS yang tentu harus kami jaga. Apabila foto tersebut disebarkan oleh karyawan RSMH maka yang bersangkutan akan menerima konsekuensi sesuai ketentuan berlaku,”tegasnya. Dia juga meminta maaf kepada pihak keluarga atas kejadian yang tidak diharapkan itu.
Sementara itu, H SN Prana Putra Sohe salah seorang keluarga, Hj Ratna Machmud, mengecam perbuatan oknum yang menyebarkan foto bibinya tersebut. “Ini perbuatan biadab dan jangan main-main kalau ini pun ada undang-undang yang mengatur privasi” tegas Nanan sapaan H SN Prana Putra Sohe.
Nanan juga menyayangkan dengan berita-berita yang beredar kemudian dipolitisir oleh beberapa orang, itu perbuatan tak bertanggungjawab.
“Ingat kejadian ini bisa menimpa siapa saja. Jadi janganlah dibuat permainan politik, apalagi sampai harus mencari-cari tahu melalui data-data medis IGD dari rumah sakit dan malah mencari foto-foto tentang pasien melalui CCTV. “Yang berusaha mempolitisir keadaan maka nanti akan beradapan dengan kami pihak keluarga,” tegasnya lagi.
Intinya sambung Nanan, terpapar corona itu suatu hal yang biasa. Siapapun bisa terpapar. “Saya sendiri pernah terpapar walaupun walikota, bupati dan masyarakat umum juga bisa terpapar. Kalau dilihat riwayat terpaparnya tante saya Ratna Mahmud, itu memang diawali dengan sakit demam kemudian diambil dan cek darahnya. Saat itu masih terdeteksi tipus tapi setelah beberapa hari beliau terus demam. Karena khawatir maka dibawalah ke Palembang dan kemudian di swab. Ternyata hasilnya positif. Sekarang sedang dirawat di RSMH Palembang. Yang paling penting saat ini adalah mensupport dan berdoa supaya beliau cepet sembuh. (Rilis)
_