Musi Banyuasin,- Selama ini banyak masyarakat di Kabupaten Musi banyuasin atau yang melewati tempat berdirinya masjid kursi patah di desa epil kecamatan Lais kabupaten Muba, banyak pertanyaan yang tersirat siapa mendirikan , dan donaturnya dari mana, karna terlihat masjid itu megah dan unik.
Setelah awak media bertemu langsung dengan Donatur masjid kursi patah Putra asli kelahiran desa Epil yang di perantauan ,dapat keterangan dari donatur tunggal masjid tersebut, kanapa masyarakat mengatakan masjid kursi kaki patah, karna di depan masjid berdiri sebuah kursi yang besar namun satu kakinya patah ” itu pasti ada pilasofi tersendiri”
Masjid tersebut mulai di bangun pada bulan April 2018, bentuk bangunannya sangat unik dengan arsitektur yang menarik. kusennya terbuat dari kayu jati jepara, pintunya dari jati boyolali model Madina, pintu utama ada dua , di ukir lapisan kuningan, serta ada 14 pintu lainnya yang yerbuat dari kayu jati, lampu krital satu lampu beratnya 200 kg, lantai sama dinding infor dari Italia, lantai dari Turki, mamar di luar dari India, sedangkan kursi patah terbuat dari kayu tembesu Palembang.
Panjang Bedok 3,23 M berdiometer 2,3 M , buatan dari Cerbon sedangkan kulit untuk bedok dari kulit sapi newzeland sapi yang ukuran paling besar, dan sala-satu bedok terbesar di dunia, informasinya beduk tersebut akan mendapatkan rekor Muri.
Hasil wawancara awak media dengan donatur tunggal/ pendiri masjid benama Prof. Dr. H. A. Kadim, SE. Ak. MM. CA. CPA. BKP. CPMA. CLI. ACPA. mengatakan masjid ini didirikan dengan inisiatif dari saya, kemudian keluarga mendukung, kita laksanakan sebagian besar tanah wakaf kemudian nambah lagi tanah, terbangunlah masjid ini, nah di dukung oleh dana-dana juga bantuan dari masyarakat epil, mungkin ada dari teman-teman bahkan mungkin dari luar juga ada yang bantu , jadi bukan murni dana sendiri,” jelasnya.
Ya Alhamdulillah ini makan waktu sudah hampir 3 tahun karena konsepnya agak unik supaya lain daripada yang lain. Kemudian mengenai kursi patah itu ya memang disengaja pernah berjalan kita ke swiss di PBB disitu ada monumen kursi patah.
Kursi itu kalo saya sendiri menterjemahkan atau maknanya filsafatnya tu adalah melambangkan kedudukan, kedudukan itu ada kekuasaan, nah kekuasaan itu mungkin di dunia ini sifatnya tidak abadi apalagi kursi kaki tiga, hilang satu kan,” ucap Kadim
Kemudian bedug juga di dalam kajian kita dari yang bikin di Cirebon itu salah satu bedug besar didunia, ukurannya berdiameter 2,3 meter, panjangnya sekitar 3,5 meter. Kulit lemosinnya cukup besar, kulitnya karena di Indonesia gak ada jadi kita carinya dan dapatnya di Newzeland, sapi yang lemosin, karena satu muka itu satu sapi.,” jelasnya
Nah kemudian mengenai ornament lain biasa, desainnya adalah teman saya sendiri yaitu Dr. Sunardi, jadi ngambil konsep ini ada Timor Tengah kombinasi lain-lain.
Sebetulnya ini kan syiar agama bagaimana caranya orang mendekatkan diri melalui masjid dan selanjutnya nanti disini akan didirikan rumah hafidz penghafal Al-quran dan mungkin nanti akan didirikan sekolah Hafidz dan Hadits. Kemren sudah bicara dengan pemerintah daerah, Bupati mendukung, nah untuk membina moral masyarakat di sekitar sini yang bisa kita layani mulai dari sejak dini, jadi kita didik dengan islami. Nah disini nanti ada penghafal Al-quran kita datangkan penghafal-penghafal Al-quran itu kita giat tetap disini. Nah harapan kami lagi disini menjadi tempat wisata religi ya mangkanya dibuat unik, seperti ada jembatan, mungkin jarang ada masjid ada jembatan, ada kursi patah ada bedug yang besar,” papar Kadim. (Mitra Desa)
_