Makna HUT TNI Ke – 75 Bagi Letkol Arh Faris Kurniawan

Musi Banyuasin,- Tentara Negara Indonesia (TNI) adalah salah satu Pasukan Militer terkuat yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. TNI sendiri adalah salah satu Pasukan terkuat yang masuk 20 Besar Pasukan Pengamanan Negara Terkuat di Dunia.

TNI terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Selain itu, ada beberapa Pasukan TNI yang sangat disegani di seluruh dunia yaitu, Kopassus, Kopaska, Denjaka, Paskhas, Tontaipur, dan Yontaifib.

Selain beberapa Pasukan tersebut ada beberapa Pasukan Rahasia lainnya yang dimiliki oleh TNI dalam menghadapi situasi yang mendesak saat melakukan pengamanan Negara.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak didirikan mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya.

Berawal dari pembentukan organisasi Badan Keamanan Rakyat (22 Agustus 1945). Selanjutnya berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (5 Oktober 1945). Tentara Keamanan Rakyat kemudian berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) (23 Januari 1946). TNI secra resmi berdiri pada tanggal 3 Juni 1947 sebagai persatuan dua kekuatan bersenjata.

Tahun 1962, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara (Polri) menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi kembali dipisah. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI.

TNI dibagi Menjadi 3 Matra/Angkatan yaitu Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD), Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI-AU), dan Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI-AL).

Saat ini TNI hampir memasuki usia Ke-75 Tahun pada 5 Oktober 2020. Memaknai usia ini Letnan Kolonel Arh Faris Kurniawan SST MT salah satu lulusan Akademi Militer yang saat ini menjabat sebagai Komandan Kodim 0401/Muba mengungkapkan, Orang tua saya adalah Guru SMP Saya anak ke -3 dari 3 bersaudara. Kakak saya kedua juga Abituren Akmil 99 dan saya adalah Abituren Akmil 2001.

” Lulus Akmil 2001 saya berdinas pertama di Denarhanud Rudal-001/Kodam Iskandar Muda tepatnya di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam mulai dari tahun 2002 hingga 2008.
Sehingga saya mengalami kondisi Aceh mulai dari status Cessation of Hostilities Agreement (CoHA) di awal tahun 2002, Darurat Militer 1 dan Darurat Militer 2 tahun 2002 hingga 2003, Darurat Sipil 1 dan Darurat Sipil 2 tahun 2003 hingga 2004, tragedi Tsunami Aceh tahun 2004, Rehabilitasi Pasca Tsunami Aceh Tahun 2004 hingga 2005. Tahun 2008 saya pindah ke Lembaga Pengkajian Teknologi TNI Angkatan Darat (Lemjiantek) di Kota Malang hingga tahun 2012,” dipaparkan Perwira Menengah TNI AD ini, Senin (21/9/2020).

Dilanjutkan dia, Saat itu saya berhasil menyelesaikan Studi Strata-2 saya di Fakultas Tehnik Mesin Universitas Brawijaya pada tahun 2012. Tahun 2012 itu pula saya menempuh Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa-II) serta selanjutnya saya pindah tugas ke Pusat Kesenjataan Arhanud (Pussen Arhanud Kodiklatad) di Bandung sebagai Kasi Penelitian dan Pengembangan.

” Di tahun 2016 saya menempuh Pendidikan Reguler Seskoad (Dikreg Seskoad) dan setelah selesai pendidika ditugaskan di Pusdik Arhanud sebagai Komandan Satuan Pendidikan Perwira (Dansatdikpa). Tahun 2018 saya pindah tugas ke Korem 043/Garuda Hitam Kodam II/Sriwijaya sebagai Kasiops Korem,” dijelaskan Dandim 0401/Muba yang baru saja dilantik.

Setelah terlibat dalam rehabilitasi Tsunami Lampung Selatan pada Desember 2018 maka saya dipindah tugaskan menjadi Danyon Arhanud 12/Satria Bhuana Prakasa. Dan pada tanggal 5 Agustus 2020 saya ditugaskan sebagai Komandan Kodim 0401/Musi Banyuasin.

” Pengalaman tugas operasi adalah Operasi Pemulihan Keamanan NAD tahun 2002 hingga 2004 serta Operasi Rehabilitasi Tsunami NAD tahun 2004 hingga 2005. Pengalaman tugas luar negeri adalah pendidikan di Singapura pada tahun 2010, tugas di Perancis tahun 2014 dan tugas di Inggris gahun 2015,” tutupnya.

_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *