Muratara,- Fasilitas kesehatan terutama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Rawas Utara (Muratara) yang menggelontarkan dana miliaran untuk anggaran pembangunan setiap tahun. Namun sayang anggaran fantastis tersebut menghasilkan kualitas yang miris.
Pada tahun 2017, dibangun instalasi farmasi RSUD Rupit yang menelan anggaran APBD mencapai 4,2 miliar lebih. Tahun 2019 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp.14,6 miliar untuk pembangunan gedung rawat inap RSUD Rupit dan pada tahun 2020 lalu, anggaran sebesar Rp. 15,8 miliar lebih kembali dikucurkan dari APBD Muratara untuk pembangunan IGD sentral.
Dengan anggaran yang begitu besar diduga gedung yang dihasilkan belum setahun sudah mengalami kerusakan. Misalkan gedung instalasi farmasi yang selesai dibangun awal 2018 dan sudah mengalami kerusakan di tahun 2019.
Dimana dalam kegiatan mendadak komisi II DPRD Muratara menemukan banyak kebocoran di gedung tersebut dan beberapa pipa saluran air yang banyak tersumbat, sehingga beberapa kamar mandi tidak dapat digunakan.
“Ini sangat tidak layak, dalam penyulingan penyediaan air untuk pasien kurang bagus. Bahkan di ruangan kebidanan yang banyak ruangan hanya ada 1 toilet yang berfungsi, “ungkap Muhammad Ali, anggota komisi II DPRD Muratara saat melakukan sidak 2019 yang lalu.
Gedung rawat inap yang selesai dibangun akhir tahun 2019, dari pantauan di lapangan beberapa waktu lalu sudah terdapat plafon yang bercak dan berlumut, bahkan ada plafon di salah satu ruangan yang runtuh.
Berdasarkan informasi dari salah satu staf RSUD Rupit, plafon tersebut sudah runtuh sejak sebulan lalu. “Sudah sebulanan itu runtuh, entah karena apa,” katanya.
Selain itu, hasil pantauan awak media, ruangan bawah pada gedung dua lantai itu muncul bau tidak sedap, diperkirakan bau tersebut dari kamar mandi yang pipanya tersumbat.
Sementara gedung IGD sentral yang pembangunannya belum selesai, beberapa waktu lalu ramai awak media memberitakan jika plafon yang baru terpasang sudah runtuh. (AR)
_