Muratara, Gerbangsumsel.com,- Dengan adanya kejadian pasien atas nama Melda pada hari rabu (02 februari 2022) sekitar pukul 09.00 wib, yang melahirkan didalam mobil tanpa pelayanan sedikitpun” pihak puskesmas Bingin Teluk dan Bidan Desa mandi Angin klarifikasi fakta yang sebenarnya tentang pelayanan.
“Kepala Puskesmas Kelurahan Bingin teluk Kecamatan Rawas Ilir Dr Hedra, melalui Fatimah bidan puskesmas mengatakan “pada hari
rabu (02 februari 2022) sekitar pukul 09.00 wib, pihak dokter yang bertugas kemarin sudah memberikan KIE/pelayanan kepada -pasien dan keluarga, supaya mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut biar secepatnya ke dokter spesialis kandungan.
Dari keterangan bidan Desa Mandi Angin Risa memberikan kabar pada pukul 10.00,wib terhadap kami, bahwasanya keluarga pasien memangil bidan desa mandi Angin, keluarga pasien mengadu ke kami bahwasanya pasien hamil sering keluar darah terus menurus dari kemaluan akhirnya, pihak bidan Desa inisiatif langsung mendatangkan rumah beliau demi melakukan pemeriksaan.
“Dengan keterbatasan peralatan yang di alami Bidan Desa Mandi Angin berkali-kali sudah memberi arahan ke pihak keluarga pasien, supaya langsung di bawa ke puskesmas terdekat untuk di pasang Infus dan tidak lupa bidan desa mengajukan apabila ingin berangkat ke rumah sakit harus wajib di dampingi tenaga kesehatan dan kerabat terdekat seperti suami ibu melda, namun ketika kami menyarankan hal semacam itu suaminya Malah marah-marah tidak jelas terhadap bidan desa.
Pukul 11:00 wib, puskemas mendapat kabar bahwasanya keluarga pasien melakukan inisiatif sendiri tanpa pengetahuan dengan melahirkan dalam kendaraan mobil saat melintas di Sungai Limau simpang riam lewat dikit “Ungkap Fatimah.
Kita tau Pasien sebelumya pernah mengeluhkan nyeri perut dan keluar darah segar dari kemaluan sejak pagi pasien menceritakan hamil 24 minggu atau plus 6 bulan.
“Dari keterangan sudah disarankan berulang kali ke Puskesmas dulu untuk dipasang infus. Kalau mau berangkat ke rumah sakit agar bisa didampingi tenaga kesehatan, tetapi suami pasien malah marah-marah ke bidan,”Ujar Fatimah
“Sampai di Polindes bidan kita memasang infus dan mengajak pasien untuk kembali ke Puskesmas Bingin Teluk untuk dirawat lebih intensif, namun keluarga pasien menolak,” kata Fatimah.
Kemudian bidan Risa menolong ibu dan bayi tersebut di Polindes setempat bidan Risa menghubungi Puskesmas Bingin Teluk dan menceritakan kondisi ibu dan bayi.
Sementara itu bayi yang baru saja dilahirkan oleh pasien di dalam mobil tadi dibawa bidan Risa ke RSUD Rupit
dalam perjalanan bayi dirujuk tidak menangis, lalu bidan Risa mampir ke bidan terdekat untuk memeriksa kondisi bayi.
Namun bidan setempat tidak ada di rumah, hanya ada keluarganya sehingga bidan Risa meminjam alat untuk memeriksa bayi.
“Ternyata bayinya sudah meninggal. Akhirnya diputuskan bayi dibawa pulang, mereka mampir dulu untuk menjemput ibu bayi tadi lalu pulang ke rumahnya di Kelurahan Bingin Teluk,”Jelas Fatimah.
Sementara itu, Wakil Bupati Muratara, H. Inayatullah menghimbau kepada seluruh KUPT maupun RSUD Rupit, lakukan sesuai dengan prosedur, setiap melakukan pengobatan kepada warga buat surat penyataan, jadi apabila ada kesalahan dikemudian hari kita ada dasar untuk meluruskan.
“Nah, terkait ibu hamil yang melahirkan dalam mobil kemaren, Kita lihat, warga yang mau melahirkan itu usia kelahirannya baru 6 bulan.
“Kita akui Puskesmas Bingin Teluk kekurangan alat-alat kesehatan, kedepan akan kita Fokuskan pembelian alat pengobatan lengkap untuk wilayah di Rawas Ilir, Nibung dan ulu Rawas. Selain itu bagi ibu hamil harus di periksa secara rutin, bagi ibu hamil yang tingal diladang, segera lah pulang, pada saat usia mau melahirkan.
Pertama kami sudah lakukan secara SOP yang berlaku ketika ada keluhan yang terjadi msalah keguguran seperti ini sebelumya sudah kami kordinasi ke pihak keluarga untuk pengantaran mengunakan ambulance.
Jadi kronolagi yang tersebar luas tidak benar adanya” sangat disayangkan hal semacam itu.
Harapan kami sebagai perwakilan pemerintah muratara mudah-mudahan ada perhatian dari provinsi dan pusat, dalam melengkapi alat kesehatan diwilayah kabupaten muratara, seperti halnya anggaran untuk pelayanan kesehatan yang lebih maksimal lagi.
Karena bantuan dari provinsi dan pusatlah yang sangat diperlukan untuk saat ini kalau anggaran kita, tau sendiri begitu devisit dan kecil sekali, harapan terbesar masyarakat muratara adalah bantuan dari bapak gubernur dan presidenlah yang bisa membantu kekurangan alat pelayanan kesehatan di kabupaten baru mekar ini “Harap Wabup. (AR)
_