Setelah Viral Pemberitaan Pemotongan BLT DD, Kades dan Kadus Buru-buru Buat Surat Pernyataan

OKU Timur, Gerbangsumsel.com,- Setelah adanya warga mengeluhkan pemotongan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahun 2022 di Dusun 3 Blok D, Desa Suka Damai Induk, Kecamatan Madang Suku III, Kabupaten OKU Timur oleh Kadus 3, Eko Setiobudi atas pemerintah Kadesnya, Rokhani.

Camat Madang Suku III, Heri Kurniawan memanggil secara kedinasan Kades dan Kadus 1,2,3,4 untuk mengklarifikasi pemotongan DD tersebut, Jumat (9/12).

Dalam pemanggilan itu, Kades dan keeempat Kadusnya, baru membuat surat pernyataan yang berisi dua poin yakni, Menyalurkan Dana BLT DD Tahin 2022 Sejumlah 100 KPM x 12 bulan x 300.000; Tidak melakukan pemotongan atau pun pengurangan Dana BLT DD Tahun 2022 dengan alasan dan dalih apa pun.

Camat Madang Suku II, Heri Kurniawan mengaku, sudah mengintruksikan bahwa tidak ada pemotongan dana bantuan sosial apa pun bagi masyarakat penerima manfaat.

“Kami akan tindak tegas termasuk pemecatan bagi aparat desa baik kepala dusun hingga pegawai di desa yang terbukti melakukan pemotongan,” tegasnya, Senin (12/12).

Dirinya mengimbau, agar pemerintahan desa berlaku adil terhadap masyarakat penerima manfaat yang mandapat bantuan sosial.

“Saya ingatkan untuk semua Kades di Kecamatan Madang Suku III, untuk tidak bermain-main dengan penyaluran bantuan sosial, dan bersikap adil dengan masyarakatnya yang berhak menerima bantuan sosial,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Dusun di Kecamatan MDS III, mengeluhkan pemotongan BLT DD 2022 sebesar Rp.450 ribu oleh Kadus 3 Blok D inisial ESD, yang diduga digunakan pihak desa untuk membeli mobil pribadi.

Sekedar informasi, setiap warga menerima BLT DD 2022 senilai Rp.300 ribu yang disalurkan pertriwulan Rp.900 ribu selama empat kali penyaluran dalam 1 tahun, dengan total Rp 3,6 juta per KK.

Menurut pengakuan salah satu warga penerima BLT DD 2022 di Dusun 3 Blok D, Rustam Aji (42), pada Kamis 24 November 2022, Kadus disaksikan pihak PMD dari Kecamatan membagikan DD kepada 17 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Tapi setelah magrib, Kadusnya keliling menemui 17 warga yang sudah menerima uang Rp 900 ribu, termasuk saya. Katanya dikembalikan setengahnya untuk diberikan kepada warga lain yang belum terdata,” bebernya kepada awak media, Rabu (7/12).

Dikarenakan dipotong dengan alasan untuk membantu warga lain, lanjut buruh sadap karet ini, dia dan belasan warga lain setuju dan memberikan uang Rp.450 ribu kepada oknum kadus tersebut.

“Kadus waktu itu bilang salah satu penerimanya adalah pak Sucipto, tapi malah beliau sampai sekarang belum menerima uang itu,” ujarnya.

Sementara, Sucipto (72) membenarkan bahwa namanya dicatut sebagai salah satu penerima uang Rp 450 ribu tersebut.

“Saya pernah tanya langsung sama pak Kadus, katanya uangnya sudah diserahkan semua sama pak Kades. Giliran ke pak Kades, katanya uang itu sudah dipakai beli mobil untuk keperluan desa seperti mambawa orang sakit. Tapi mobil pribadi itu tidak pernah terlihat,” ungkapnya. Yey

_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *