OKU Timur, Gerbangsumsel.com,- RSUD Martapura kembali dikeluhkan terhadap pelayanan kesehatan yang dinilai lamban oleh pasien.
Padahal RSUD tersebut baru saja mendapatkan Sertifikat Predikat Bintang Lima Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang diserahkan langsung oleh Dr. dr. Sutoto, M. Kes. Pada Senin (06/02).
Suatu hal yang aneh bukan.
Seperti dikatakan Deri (47), ayah dari seorang Balita KZ (2) yang mendapatkan pelayanan kurang enak dari pihak RSUD Martapura, meskipun baru mendapatkan Sertifikat Pelayanan tertinggi tampak nya pihak Rumah Sakit tidak mencerminkan seperti sertifikat yang diraih.
”Pelayanan RSUD Martapura ini kacau, dari kemarin, Kamis (9/2) sekitar jam 5 sore kami datang berobat. Sampe hari ini Jum’at (10/2) Jam 10 baru dilakukan tindakan. Itu jugo setelah diributkan,”Ungkap Deri (47) dengan nada kesal terhadap pelayanan RSUD Martapura. Jum’at (10/02/2023).
Deri (47) menjelaskan, anak nya kZ (2) terkena goresan paku di bagian mata sebelah kiri, hingga menyebabkan pelipis robek dan membutuhkan perawatan secepatnya dari pihak Rumah Sakit.
”Kemarin itu disuruh melunasi BPJS dulu, setelah dilunasi sekitar 7 jutaan, malah disuruh perawat beli obat anti tetanus dari luar, dan belum jugo ado tindakan,”Cetusnya.
Sementara itu terpisah, Direktur RSUD Martapura, dr Dedy Damhudy saat dikonfirmasi Via WhatsApp mengatakan belum mengetahui persoalan tersebut.
”An siapa?, Nanti saya investigasi dulu. Rawat jalan, Rawat inap?,”Balasan pesan WhatsApp Direktur RSUD Martapura, sekira pukul 11:19 WIB.
Kemudian, kelang beberapa menit dr Dedy Damhudy kembali membalas pesan WhatsApp Awak Media, dengan mengatakan sudah melakukan investigasi.
”Sudah saya investigasi, mohon maaf atas pelayanan yg lambat. Terutama khusus obat anti tetanus saat ini stok di RS kosong
Ini sudah kita beli ke apotek luar dan beli di apotek RS OKU Timur. Sekali lagi mohon maaf atas ketidak nyamanan, lInsyaallah kedepan tidak terulang lagi,”ujarnya membalas pesan WhatsApp sekira pukul 12:02.
Dirinya juga mengaku, telah bertemu dengan orang tua Balita, dan meminta maaf atas kurang nya kenyamanan tersebut.
“Karena harus penanganan spesialis mata khusus rekonstruksi kelopak mata sebaiknya dirujuk. Alhamdulillah, sudah kita jelaskan dan keluarga pasien mau dirujuk sesuai SOP,” pungkasnya.
Lebih lanjut, saat dibincangi terkait sertifikat yang diraih RSUD Martapura, justru berbanding terbalik dengan kondisi pelayanan yang diterima Pasien, Direktur dr Dedy Damhudy bungkam. (Yey)
_